MAKALAH
KUTIPAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Muchammad Fauzan, M. Pd
Kelas
D
Nurul
Inayatissaniyyah
2021 111 141
TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt
karena berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Kutipan” ini dapat diselesaikan dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini berisikan tentang Kutipan atau yang
lebih khususnya akan membahas Definisi Kutipan, Fungsi Kutipan, dan
Prinsip-prinsip Mengutip. Diharapkan makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan bagi para pembaca mengenai kaidah penulisan kutipan yang baik dan
benar saat kita menyusun sebuah karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Pekalongan, Maret 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengutip adalah suatu hal yang tidak bisa kita
hindari dalam menulis sebuah karya ilmiah. Karena, sangat membuang waktu bila
sebuah kebenaran yang telah diselidiki dan dibuktikan oleh seorang ahli dan
sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku atau majalah, harus diselidiki
kembali oleh seorang penulis untuk menemukan kesimpulan yang sama. Di samping
itu dalam keadaan tertentu seorang penulis karya ilmiah tidak punya waktu untuk
menyelidiki suatu segi kecil dari tulisannya secara mendalam. Maka, penulis
cukup mengutip pendapat yang dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana
pendapat itu dibaca, sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan
sumber aslinya.
Meskipun kutipan atas pendapat seorang ahli
diperkenankan, namun kutipan yang terlampau banyak, dapat menyeret seorang
penulis pada tuduhan kalau ia melakukan plagiat. Penulis harus bisa menahan
dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya
tidak dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat.
Sebaliknya, jika penulis tidak mengutip sama
sekali, akan dipertanyakan apakah seluruh gagasan, informasi, fakta, serta
temuan yang ditulisnya benar merupakan gagasan orisinalnya?
Sebuah karya ilmiah sebaiknya garis besar
kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat
penulis sendiri, sedangkan kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti
untuk menunjang pendapatnya itu.
Sebagai mahasiswa, menulis karya ilmiah seperti
makalah adalah sebuah tuntutan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen.
Selain itu kita juga dilatih untuk membuat makalah yang baik dan benar agar
nantinya dalam memenuhi tugas akhir (skripsi) tidak banyak terjadi kesalahan
disana-sini terkait dengan metodologi penulisannya.
Untuk itu, demi menghindari pelanggaran hak
cipta dan dengan mempertimbangkan etika dalam penulisan karya ilmiah, penulis
perlu mengetahui tentang kaidah-kaidah dalam mengutip. Dalam makalah ini akan
dipaparkan definisi, fungsi kutipan dan prinsip-prinsip mengutip.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah
yang dapat dijadikan bahan pembahasan dalam makalah ini. Berikut adalah rumusan
masalahnya:
1.
Apa yang dimaksud
dengan kutipan?
2.
Apa sajakah fungsi
kutipan?
3.
Bagaimanakah
prinsip-prinsip dalam mengutip?
C. Metode Pemecahan
Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, metode pemecahan
masalah yang dilakukan adalah dengan melalui studi literature/metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi
lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan
masalahnya dimulai dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan
jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta
pengorganisasian jawaban permasalahan.
D. Sistematika
Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis ke dalam 3 bagian meliputi:
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan
makalah.
Bab II, adalah pembahasan.
Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan
dan saran-saran.
BAB II
KUTIPAN
A.
Definisi Kutipan
Dalam penulisan-penulisan
ilmiah −baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis, maupun penulisan
skripsi dan disertasi− seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan
isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.
Kutipan adalah pinjaman
kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang
terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Selain itu kutipan juga
dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media elektronika seperti TV,
radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi
dalam sebuah karangan.
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat
dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah
mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya
seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.
Kutipan ditulis untuk
menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber
penulisan.
Kutipan merupakan salah satu
hal yang sangat esensi dalam penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan kutipan
ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap penulis karya ilmiah tanpa
kecuali.
Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis
tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan
kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain
tersebut.
B.
Fungsi Kutipan
Fungsi kutipan diantaranya :
1.
Sebagai landasan teori.
2. Penguat pendapat penulis.
3. Penjelasan suatu uraian.
4. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Penulisan kutipan berfungsi:
1. Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk memberikan
informasi tentang sumber data, gagasan dan lain-lain yang relevan.
2. Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang
dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.
Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki
fungsi tersendiri. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Menunjukkan kualitas
ilmiah yang lebih tinggi.
2.
Menunjukkan kecermatan
yang lebih akurat.
3.
Memudahkan penilaian
penggunaan sumber dana.
4.
Memudahkan pembedaan
data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5.
Mencegah pengulangan
penulisan data pustaka.
6.
Meningkatkan estetika
penulisan.
7.
Memudahkan peninjauan
kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang
terkait dengan data pustaka.
Sedangkan fungsi utama
kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian atau membuktikan
kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh
dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris.
Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks atau menjadi bagian
catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan
andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan mengganggu
keruntutan uraian pada teks.
Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam mengutip, diantaranya :
- Penulis mempertimbangkan bahwa
kutipan itu perlu.
- Penulis bertanggung jawab penuh
terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
- Kutipan dapat terkait dengan
penemuan teori.
- Jangan terlalu bnayak mempergunakan
kutipan langsung.
- Penulis mempertimbangkan jenis
kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.
C.
Prinsip-prinsip Mengutip
Dalam mengutip kita harus
menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan
kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan kebenaran
kutipan tersebut.
Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah:
1. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu melakukan kutipan
langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks
aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya,
maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang jelas bahwa telah
diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam naskah asli tidak ada kalimat atau
bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf miring (kursif) atau digaris-bawahi,
tetapi oleh pertimbangan penulis kata-kata atau bagian kalimat tertentu itu
diberi huruf tebal, huruf miring, atau
diregangkan. Pertimbangan untuk
merubah teknik itu bisa bermacam-macam untuk memberi aksentuasi, contoh,
pertentangan dan sebagainya.
Dalam hal yang demikian
penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung segi empat [. . .] bahwa
perubahan teknik itu dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam teks
aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat itu misalnya berbunyi sebagai
berikut: [huruf miring dari saya, Penulis].
2. Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat
kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan maupun dalam soal-soal
ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Ia
hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak
setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam hal ini kutipan tetap
dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan
terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan
sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat
[. . .] seperti halnya dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan di
atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung ditempatkan di
belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang
tidak disetujui itu. Misalnya, kalau kita tidak setuju dengan bagian itu, maka
biasanya diberi catatan singkat: [sic!]
–kata sic! yang ditempatkan dalam
kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggungjawab atas
kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang terdapat dalam naskah
aslinya.
Contoh
“Demikian juga dengan data bahasa
yang lain dalam karya tulis ini kami selalu berusaha mencari bentuk kata yang
mengandung makan [sic! ]
sentral/distribusi yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh.”
Kata makan
dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; seharusnya makna. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung
memperbaiki kesalahan itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan, dan ia
sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya. Untuk karya-karya ilmiah
penggunaan sic! Dalam tanda kurung
segi empat yang ditempatkan langsung di belakang kata atau bagian yang
bersangkutan, dirasakan lebih mantap.
- Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan
diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna
keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga
titik berspasi [. . .]. Jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir
sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu ditambahkan sesudah titik yang
mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu
alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik-titik berspasi
sepanjang satu baris halaman. Dalam hal ini sama sekali tidak diperkenankan
untuk menggunakan garis penghubung [ - ] sebagai pengganti titik-titik. Bila
ada tanda kutip, maka titik-titik itu –baik pada awal kutipan maupun pada akhir
kutipan- harus dimasukkan dalam tanda kutip sebab unsur yang dihilangkan itu
dianggap sebagai bagian dari kutipan.
Contoh
Hal ini cocok dengan
kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin masyarakat, tetapi juga sebagai
pemimpin upacara-upacara keagamaan. Kata Mallinckrodt: “… in primitieve streken
is werkzaamheid van het hoofd met betrekking tot de godsdienst een zijner
voornaamste functies en de rechspraak, op bovenbedoelde wijze opgevat, word
teen ten deele religiuze verricthing, die het magisch evenwicht der gemeenschap
herstellen moet.”
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kutipan merupakan salah satu
kelengkapan dalam penulisan makalah yang dapat memberikan penegasan bahwa suatu
karya baik makalah ataupun karya ilmiah yang ditulis atau disusun oleh penulis
tidak sepenuhnya dari pendapat, gagasan, dan materi dari pribadi penulis, melainkan
meminjam atau mengambil sumber lain baik dari buku atau media lain untuk
mendukung materi dan gagasan dari penulis. Dari kutipan tersebut maka suatu
karya atau tulisan dapat diketahui dan dicari kebenarannya. Itulah hakikat dari
fungsi kutipan dan penulisan kutipan dalam suatu karya ilmiah.
Adapun dalam penulisan kutipan
mempunyai prinsip yang harus diperhatikan agar sesuai dengan EYD dan tidak
mengabaikan suatu sumber yang telah dikutip.
B.
Saran-saran
Dengan memahami definisi,
fungsi dan prinsip-prinsip dalam penulisan kutipan diharapkan penulis dalam
menulis atau menyusun suatu karya sesuai dengan kaidah yang baik dan benar.
Setidaknya, dalam penulisan makalah ataupun karya lain, penulis dapat
menghindari sifat plagiat yang dapat merugikan orang lain serta dengan adanya
kutipan pembaca dapat lebih mudah untuk mencari kebenaran dari karya tersebut
dengan merujuk kepada sumber yang telah dikutip.
DAFTAR BACAAN
Yulita Catur
Wulandari. “Pengertian, Fungsi dan Jenis Kutipan”.